Minggu, 22 Februari 2009

Memahami Ungkapan Cinta Si Buah Hati


Buah hati kita tak hanya ingin menerima kasih sayang dari kita saja, lho. Dia juga ingin membalas kasih sayang yang kita berikan. Caranya bermacam-macam. Tapi sebagian besarnya dengan isyarat gerakan anggota tubuh, pandangan, dan suara mulut.

Para ahli sepakat bahwa tidak ada tehnik khusus bagi orangtua untuk bisa menangkap inisiatif dan aspirasi si buah hatinya. Karena pada dasarnya semua manusia sudah diajari oleh nalurinya secara alami. Cuma, agar naluri sang ibu itu bisa bekerja dengan baik, maka yang dibutuhkan adalah mengasah sensitivitas (kepekaan) dan responsivitas (ketanggapan) terhadap inisiatif anak.

Bagaimana supaya kepekaan dan ketanggapan itu muncul? Para pakar kesehatan mental di WHO (1993) menyarankan agar para ibu mampu menunjukkan feeling yang positif, harus pede dan siap menjadi ibu, banyak-banyak bercakap-cakap dengan si bayi dengan bahasa yang naluriah, dan banyak-banyak memperkenalkan bayi terhadap dunia nyata.

Misalnya saja si ibu memperkenalkan benda-benda di sekitar bayi, warna / sifat benda, hubungan orang sekitar, dan lain-lain. Karena buah hati kita sangat responsif terhadap tindakan kita. Dan Anda akan terkejut saat buah hati Anda mengungkapkan kasih sayangnya yang tidak kita duga sebelumnya.

Berdasarkan catatan Tim WHO, seperti yang dipaparkan dalam Improving Mother-child Interaction to Promote Better Psychosocial Development in Children (1993), terjadinya hubungan interaktif-dialogis yang didasari cinta antara ibu dan buah hatinya sangat penting bagi perkembangan si anak. Anak yang kebutuhannya terhadap hubungan seperti itu tidak terpenuhi dengan bagus, akan berpotensi mengalami hal-hal di bawah ini:

  1. Apatis terhadap keadaan
  2. Mudah gelisah
  3. hiperaktif
  4. Kurang bisa berkonsentrasi
  5. Sering merengek

Di tengah kesibukan dan tuntutan yang kita hadapi, mudahan-mudahan ini semua tak menghalangi kita untuk tetap bisa peka dan tanggap terhadap ungkapan dan kebutuhan si buah hati. Semoga bermanfaat.